Rabu, 12 Juni 2013

KONSEP BIMBINGAN KONSELING

BELAJAR

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Semester IV

 




 



Dosen: H.Nasir, M.Pd.


Disusun oleh kelompok 2 semester IV BKI:
                                          Iis Istiqomah (862010111006)



BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
FAKULTAS AGAMA ISLAM (FAI)
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2013
Jl. Ir. H. Djuanda Km.03 Singaraja Indramayu 45213 Telp/fax. (0234)27946



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Setiap hal yang kita lakukan sehari-hari merupaka sebuah “gejala belajar” sebab menurut Nasution: Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Minat dan bakat setiap individu dalam belajar sangatlah berbeda. Dalam hal ini konselor memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan minat belajar klien. Agar potensi yang dimilikinya dapat di gunakan dengan efektif dan efisien.
B.     Rumusan Masalah
            Dalam makalah ini akan dibahas:
1.      Konsep bimbingan dan konseling belajar,
2.      Fungsi bimbingan dan konseling belajar, dan
3.      Tujuan bimbingan konseling belajar
C.    Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas pada matakuliah dasar-dasar bimbingan dan konseling pada semester 4 ini juga:
1.      Agar konselor mampu memberikan pelayanan yang tepat bagi konseli
2.      Agar  klien dapat memanfaatakan potensinya dengan efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan Konseling Belajar
            Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow dan Crow, dalam Eman Amti 1992:2).
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. (chiskolm,dalam Mc Daniel, 1959).
Dan istilah konseling diambil dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang bearti “dengan” atau “bersama” atau dapat diartikan “menerima” atau “memahami”. Konseling dapat diartikan dengan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu  masalah (klien) yang bermuara atas teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Sedangkan belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Jadi bimbingan konseling belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada klien agar klien dapat mengatasi masalah-masalah dalam belajarnya secara mandiri.
B.     Tujuan Layanan Bimbingan Dan Konseling Belajar
Ada beberapa hal yang melatar belakangi tujuan bimbingan dan konseling belajar diantaranya:
1.      Menurut teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan  manusia.  Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori belajar humanistik.
2.      Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu, yakni :
*      Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar
*      Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya
*      Pengorganisasian bahan pengajaran
*      Belajar relevan/relative
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Apabila ke semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar, dengan catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu akan di serap sesuai kemampuan siswa. Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di harapkan adanya perorganisasikan bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia persepsi siswa. Belajar relevan berarti mempelajari hal penting bagi dirinya dan relatif terhadap perubahan dunia sosial, semua menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada paksaan lagi dalam proses pencapaian tujuan belajar.
C.    Tahap-Tahap Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar itu dilaksanakan melalui tahap-tahap:
1.      Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umunya dapat digolongkan atas:
a.       Keterlambatan akademik,
b.      Ketercepatan dalam belajar,
c.       Sangat lambat dalam belajar,
d.      Kurang motivasi dalam belajar,
e.       Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui: test hasil belajar, test kemampuan, test dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan
2.      Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar
Siswa yang mengalami masalah dalam belajar seperti yang telah diuraikan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan:
a.       pengajaran perbaikan,
b.      kegiatan pengayaan,
c.       peningkatan motivasi belajr,
d.      pengembangan sikap dan kebiasaan belajar.
D.    Fungsi Bimbingan Konseling Belajar
            Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling belajar yaitu:
1.      Fungsi kognitif
            Melalui fungsi kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam suatu bentuk representatif yang menghadirkan semua objek itu dalam kesadaran. Hal ini paling jelas nampak dalam aktivitas mental berfikir. Fungsi kognitif itu berkaitan dengan:
a.       Taraf intelegensi-daya kreatifitas.
b.      Bakat khusus
c.       Organisasi kognitif
d.      Kemampuan berbahasa
e.       Daya Fantasi
f.       Gaya Belajar
2.      Fungsi Konatif-Dinamik
            Fungsi psikis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Semakin tinggi tahapan perkembangan anak, semakin boleh diharapakan bahwa siswa mampu berpartisipasi dalam proses belajar mengajar secara aktif dengan suatu tujuan. Terdiri dari:
a.        Karakter- hasrat-berkehendak
b.      Motivasi belajar
3.      Fungsi Afektif
            Di dalam perasaan manusia mengadakan penilaian terhadap semua objek yang dihadapi, dihayatinya apakah suatu benda, suatu peristiwa atau seseorang, baginya berharga atau bernilai atau tidak. Bila objek itu dihayati sebagai sesuatu yang berharga maka timbulah perasaan senang. Alam perasaan seolah-olah terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar, yakni :
a.        Temperamen
b.      Perasaan
c.       Sikap
d.      Minat
4.            Fungsi Sensorik-Motorik
            Kemampuan yang dimiliki siswa dibidang psikomotorik, juga merupakan bagian dari keadaan awal dipihak siswa, yang dapat menghambat atau membantu disemua proses belajar mengajar atau paling sedikit, dalam proses belajar yang harus mengahasilkan keterampilan motorik. Perolehan kemampuan yang dimaksud antara lain, kecepatan menulis, kecepatan berbicara dan artikulasi kata-kata, menggunakan alat-alat menggunting, memotong dan lain-lain.
E.     Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan pelajaran, maka salah satu faktor yang harus dipahami oleh guru adalah prinsip belajar. Tanpa memahami prinsip belajar ini, adalah sulit bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik evaluasi yang sesuai dengan karakteristik kelas dan materi yang disampaikan.
Di dalam kegiatan belajar terdapat pula prinsip – prinsip dalam belajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar.  Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . beberapa prinsip tersebut diantaranya yaitu:
1.      Prinsip kesiapan, proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan  ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar.
2.      Prinsip motivasi, motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.
3.      Prinsip tujuan. Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi.
4.      Proses belajar afektif, seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
5.      Proses belajar psikomotor, dalam proses ini individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.
6.      Prinsip evaluasi. Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.
7.      Prinsip persepsi. Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi.
8.      Prinsip transfer dan retensi. Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru.
F.     Bentuk – bentuk Bimbingan dan konseling belajar
            Bentuk – bentuk belajar menurut A. De Block adalah sebagai berikut:
1.      Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Fungsi Psikis
a.       Belajar dinamik atau konatif
Ciri khasnya terletak dalam belajar berkehendak sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal berkehendak adalah suatu aktifitas psikis, yang terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Kebutuhan itu dapat merupakan kebutuhan biologis, seperi kebutuhan mengistirahatkan tubuh. Kebutuhan itu dapat juga merupaka kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan pengetahuan dan lingkungan hidup yang aman.
b.       Belajar afektif
            Salah satu ciri dari belajar afektif ialah belajar menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu berupa orang, benda tau peristiwa, ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
c.       Belajar kognitif
Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk representasi yang mewakili semua objek yang dihadapi entah itu orang, benda atau peristiwa. Segala objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
d.      Belajar sensomotorik
Ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani aneka objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya, menggerakkan anggota badan sambil naik tangga atau berenang.
2.      Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Materi yang Dipelajari.
a.       Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau penegtahuan dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami untk memecahkan problem, seperti yang terajadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Misalya konsep bujur sangkar mencakup semua bentuk persegi empat, iklim dan cuaca berpengaruh terhadap tanaman-tanaman.
b.      Belajar teknis
Bentuk belajar ini bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan. misalnya, belajar mengetik dan membuat suatu mesin ketik. Beljara semacam ini juga disebut belajar motorik, belajar ini mencakup fakta seperti siapa pembuat mesin uap pertama kali.
c.       Belajar bermasyarakat
Bentuk belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama, dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar ini mencakup fakta seperti didirikannya badan perserikatan bangsa untuk mengatur kehidupan bangsa-bangsa dalam taraf internasional;konsep-konsep, seperti solidaritas, penghargaan dan kerukunan: relasi-relasi, seperti hubungan dalam badan-badan pemerintahan; metode  kehidupan bersama , seperti sopan santun.
d.      Belajar estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati kehidupan di berbagai bidang kesenian. Seperti nama Mozart sebagai pengubah musik klasik.
3.      Bentuk-Bentuk Belajar yang Tidak Begitu Disadari
a.       Belajar insidental
            Belajar insidental berlangsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu, tapi di samping itu juga belajar  hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran. Misalnya seseorang mencari informasi dalam surat kabar mengenai film-film yang bermutu, tapii kebetulan juga melihat kepala berita :sekretaris jenderal PBB meninggal”. Hasil belajar insidental biasanya terbatas pada pengetahuan tentang fakta dan data.
b.      Belajar dengan mencoba-coba
            Belajar coba-coba dapat dimaksudkan sebagai bentuk belajar melalui rangkaian eksperimen.
c.       Belajar tersembunyi
            Belajar tersembunyi, yang dalam bahasa Inggris disebut “latent learning”,dipelajari sesuatu tanpa ada intensi/ maksud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. Dalam mengajar di sekolah guru dapat merencanakan supaya siswa belajar sesuatu tanpa mereka menyadari sedang belajar yang dimaksudkan oleh guru. Pada belajar tersembunyi hanya siswalah yang tidak mempunyai maksud.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Bimbingan konseling belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada klien agar klien dapat mengatasi masalah-masalah dalam belajarnya secara mandiri.
            Tujuan dari diadakan bimbingan konseling belajar mengurangi kegagalan siswa yang terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Serta pemberian layanan ini berfungsi untuk: kognitif, konatif dinamik, afektif dan sosio motorik.
B.     Kritik Dan Saran
            Seorang konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki pengertian akan ketentuan dari konselor dimana konselor harus lebih sehat kondisi psikisnya daripada klien. Kesehatan psikolpgis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka ia akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.
            Untuk itu seorang konselor harus memiliki semangat yang tinggi untuk belajar hal-hal baru yang menambah daftar acuan pengambilan tindakan. Agar klien senang konselor pun senang.
DAFTAR PUSTAKA

Prof.DR.H.Pratitno, M.Sc.,Ed. Dan Drs. Erman Amti; cetakan kedua : Dasar-Dasar Bimbingan Dan Koseling; PT Rineka Cipta; Jakarta; 2004
http://wahid07.wordpress.com/2013/04/20/karakteristik-konselor/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/program-bimbingan-dan-konseling/
http://zhaaf.blogspot.com/2012/06/blog-post.html
http://gebriellucifer.blogspot.com/2011/08/konsep-bimbingan-konseling-belajar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar