KONSEP BIMBINGAN KONSELING
BELAJAR
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Semester IV

Dosen: H.Nasir, M.Pd.
Disusun oleh kelompok 2 semester IV BKI:
Iis
Istiqomah (862010111006)
BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
FAKULTAS AGAMA ISLAM (FAI)
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2013
Jl. Ir. H.
Djuanda Km.03 Singaraja Indramayu 45213 Telp/fax. (0234)27946
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap hal yang
kita lakukan sehari-hari merupaka sebuah “gejala belajar” sebab menurut Nasution:
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Minat dan bakat
setiap individu dalam belajar sangatlah berbeda. Dalam hal ini konselor
memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan minat belajar klien. Agar
potensi yang dimilikinya dapat di gunakan dengan efektif dan efisien.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini
akan dibahas:
1.
Konsep
bimbingan dan konseling belajar,
2.
Fungsi
bimbingan dan konseling belajar, dan
3.
Tujuan
bimbingan konseling belajar
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas pada matakuliah dasar-dasar
bimbingan dan konseling pada semester 4 ini juga:
1.
Agar
konselor mampu memberikan pelayanan yang tepat bagi konseli
2.
Agar
klien dapat memanfaatakan potensinya
dengan efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan Konseling Belajar
Bimbingan dapat
diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun
wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan
yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur
kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow dan Crow, dalam
Eman Amti 1992:2).
Bimbingan
membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang
dirinya sendiri. (chiskolm,dalam Mc Daniel, 1959).
Dan istilah
konseling diambil dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang bearti
“dengan” atau “bersama” atau dapat diartikan “menerima” atau “memahami”.
Konseling dapat diartikan dengan proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (klien)
yang bermuara atas teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Sedangkan belajar
adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Jadi bimbingan
konseling belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada klien
agar klien dapat mengatasi masalah-masalah dalam belajarnya secara mandiri.
B.
Tujuan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Belajar
Ada beberapa
hal yang melatar belakangi tujuan bimbingan dan konseling belajar diantaranya:
1.
Menurut
teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami
dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah
usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori
belajar humanistik.
2.
Menurut
Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan
belajar itu, yakni :
Bimbingan
belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Apabila ke
semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal
untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar, dengan
catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu akan di
serap sesuai kemampuan siswa. Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di
harapkan adanya perorganisasikan bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia
persepsi siswa. Belajar relevan berarti mempelajari hal penting bagi dirinya
dan relatif terhadap perubahan dunia sosial, semua menuntut perubahan dan
perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada
paksaan lagi dalam proses pencapaian tujuan belajar.
C.
Tahap-Tahap
Layanan Bimbingan Belajar
Layanan
bimbingan belajar itu dilaksanakan melalui tahap-tahap:
1.
Pengenalan
siswa yang mengalami masalah belajar
Masalah belajar
memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umunya dapat digolongkan atas:
a.
Keterlambatan
akademik,
b.
Ketercepatan
dalam belajar,
c.
Sangat
lambat dalam belajar,
d.
Kurang
motivasi dalam belajar,
e.
Bersikap
dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
Siswa yang mengalami
masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan
melalui: test hasil belajar, test kemampuan, test dasar, skala pengungkapan
sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan
2.
Upaya
membantu siswa yang mengalami masalah belajar
Siswa yang
mengalami masalah dalam belajar seperti yang telah diuraikan perlu mendapat
bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi
proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan:
a.
pengajaran
perbaikan,
b.
kegiatan
pengayaan,
c.
peningkatan
motivasi belajr,
d.
pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar.
D.
Fungsi
Bimbingan Konseling Belajar
Ada beberapa
fungsi dari bimbingan dan konseling belajar yaitu:
1.
Fungsi
kognitif
Melalui fungsi
kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam suatu bentuk representatif yang
menghadirkan semua objek itu dalam kesadaran. Hal ini paling jelas nampak dalam
aktivitas mental berfikir. Fungsi kognitif itu berkaitan dengan:
a.
Taraf
intelegensi-daya kreatifitas.
b.
Bakat
khusus
c.
Organisasi
kognitif
d.
Kemampuan
berbahasa
e.
Daya
Fantasi
f.
Gaya
Belajar
2.
Fungsi
Konatif-Dinamik
Fungsi psikis ini
berkisar pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu kebutuhan yang
disadari dan dihayati. Semakin tinggi tahapan perkembangan anak, semakin boleh
diharapakan bahwa siswa mampu berpartisipasi dalam proses belajar mengajar
secara aktif dengan suatu tujuan. Terdiri dari:
a.
Karakter- hasrat-berkehendak
b.
Motivasi
belajar
3.
Fungsi
Afektif
Di dalam perasaan
manusia mengadakan penilaian terhadap semua objek yang dihadapi, dihayatinya
apakah suatu benda, suatu peristiwa atau seseorang, baginya berharga atau
bernilai atau tidak. Bila objek itu dihayati sebagai sesuatu yang berharga maka
timbulah perasaan senang. Alam perasaan seolah-olah terdiri dari beberapa lapisan
yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar, yakni :
a.
Temperamen
b.
Perasaan
c.
Sikap
d.
Minat
4.
Fungsi Sensorik-Motorik
Kemampuan yang
dimiliki siswa dibidang psikomotorik, juga merupakan bagian dari keadaan awal
dipihak siswa, yang dapat menghambat atau membantu disemua proses belajar
mengajar atau paling sedikit, dalam proses belajar yang harus mengahasilkan
keterampilan motorik. Perolehan kemampuan yang dimaksud antara lain, kecepatan
menulis, kecepatan berbicara dan artikulasi kata-kata, menggunakan alat-alat
menggunting, memotong dan lain-lain.
E.
Prinsip
Bimbingan dan Konseling Belajar
Agar kegiatan
belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan pelajaran,
maka salah satu faktor yang harus dipahami oleh guru adalah prinsip belajar.
Tanpa memahami prinsip belajar ini, adalah sulit bagi guru untuk menyusun
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik evaluasi yang sesuai
dengan karakteristik kelas dan materi yang disampaikan.
Di dalam
kegiatan belajar terdapat pula prinsip – prinsip dalam belajar. Seorang guru
akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara
mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang
harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . beberapa prinsip tersebut
diantaranya yaitu:
1.
Prinsip
kesiapan, proses belajar
dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu yang memungkinkan ia
dapat belajar.
2.
Prinsip
motivasi, motivasi
adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah
kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.
3.
Prinsip
tujuan. Tujuan harus
tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses
belajar terjadi.
4.
Proses
belajar afektif, seseorang
menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.Belajar
afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
5.
Proses
belajar psikomotor, dalam proses
ini individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.
6.
Prinsip
evaluasi. Jenis cakupan
dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan
selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk
menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.
7.
Prinsip
persepsi. Seseorang
cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi.
8.
Prinsip
transfer dan retensi. Belajar
dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar
dalam situasi baru.
F.
Bentuk
– bentuk Bimbingan dan konseling belajar
Bentuk – bentuk
belajar menurut A. De Block adalah sebagai berikut:
1.
Bentuk-Bentuk
Belajar Menurut Fungsi Psikis
a.
Belajar
dinamik atau konatif
Ciri khasnya
terletak dalam belajar berkehendak sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak
menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal
berkehendak adalah suatu aktifitas psikis, yang terarah pada pemenuhan suatu
kebutuhan yang disadari dan dihayati. Kebutuhan itu dapat merupakan kebutuhan
biologis, seperi kebutuhan mengistirahatkan tubuh. Kebutuhan itu dapat juga
merupaka kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan pengetahuan dan
lingkungan hidup yang aman.
b.
Belajar afektif
Salah satu ciri
dari belajar afektif ialah belajar menghayati nilai dari suatu objek yang
dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu berupa orang, benda tau
peristiwa, ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam
bentuk ekspresi yang wajar.
c.
Belajar
kognitif
Ciri khasnya
terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk representasi
yang mewakili semua objek yang dihadapi entah itu orang, benda atau peristiwa.
Segala objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui
tanggapan, gagasan, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
d.
Belajar
sensomotorik
Ciri khasnya
terletak dalam belajar menghadapi dan menangani aneka objek secara fisik,
termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya, menggerakkan anggota badan
sambil naik tangga atau berenang.
2.
Bentuk-Bentuk
Belajar Menurut Materi yang Dipelajari.
a.
Belajar
teoritis
Bentuk belajar
ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau penegtahuan dalam
suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami untk memecahkan
problem, seperti yang terajadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Misalya konsep
bujur sangkar mencakup semua bentuk persegi empat, iklim dan cuaca berpengaruh
terhadap tanaman-tanaman.
b.
Belajar
teknis
Bentuk belajar
ini bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menangani dan
memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu
keseluruhan. misalnya, belajar mengetik dan membuat suatu mesin ketik. Beljara
semacam ini juga disebut belajar motorik, belajar ini mencakup fakta seperti
siapa pembuat mesin uap pertama kali.
c.
Belajar
bermasyarakat
Bentuk belajar
ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan
bersama, dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Belajar ini mencakup fakta seperti didirikannya badan
perserikatan bangsa untuk mengatur kehidupan bangsa-bangsa dalam taraf
internasional;konsep-konsep, seperti solidaritas, penghargaan dan kerukunan:
relasi-relasi, seperti hubungan dalam badan-badan pemerintahan; metode kehidupan bersama , seperti sopan santun.
d.
Belajar
estetis
Bentuk belajar
ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati kehidupan di
berbagai bidang kesenian. Seperti nama Mozart sebagai pengubah musik klasik.
3.
Bentuk-Bentuk
Belajar yang Tidak Begitu Disadari
a.
Belajar
insidental
Belajar insidental
berlangsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu, tapi di
samping itu juga belajar hal lain yang
sebenarnya tidak menjadi sasaran. Misalnya seseorang mencari informasi dalam
surat kabar mengenai film-film yang bermutu, tapii kebetulan juga melihat
kepala berita :sekretaris jenderal PBB meninggal”. Hasil belajar insidental
biasanya terbatas pada pengetahuan tentang fakta dan data.
b.
Belajar
dengan mencoba-coba
Belajar coba-coba
dapat dimaksudkan sebagai bentuk belajar melalui rangkaian eksperimen.
c.
Belajar
tersembunyi
Belajar
tersembunyi, yang dalam bahasa Inggris disebut “latent learning”,dipelajari
sesuatu tanpa ada intensi/ maksud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya maksud
hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. Dalam mengajar di sekolah guru
dapat merencanakan supaya siswa belajar sesuatu tanpa mereka menyadari sedang
belajar yang dimaksudkan oleh guru. Pada belajar tersembunyi hanya siswalah
yang tidak mempunyai maksud.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan
konseling belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada klien
agar klien dapat mengatasi masalah-masalah dalam belajarnya secara mandiri.
Tujuan dari
diadakan bimbingan konseling belajar mengurangi kegagalan siswa yang terjadi
disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Serta
pemberian layanan ini berfungsi untuk: kognitif, konatif dinamik, afektif dan
sosio motorik.
B.
Kritik
Dan Saran
Seorang konselor
dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan psikologis yang
baik bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki pengertian akan ketentuan dari
konselor dimana konselor harus lebih sehat kondisi psikisnya daripada klien.
Kesehatan psikolpgis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi
hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka ia
akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif,
nilai-nilai keliru, dan kebingungan.
Untuk itu seorang
konselor harus memiliki semangat yang tinggi untuk belajar hal-hal baru yang
menambah daftar acuan pengambilan tindakan. Agar klien senang konselor pun senang.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.DR.H.Pratitno, M.Sc.,Ed. Dan Drs. Erman Amti; cetakan kedua : Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Koseling; PT Rineka Cipta; Jakarta; 2004
http://wahid07.wordpress.com/2013/04/20/karakteristik-konselor/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/program-bimbingan-dan-konseling/
http://zhaaf.blogspot.com/2012/06/blog-post.html
http://gebriellucifer.blogspot.com/2011/08/konsep-bimbingan-konseling-belajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar