Minggu, 14 April 2013

PIDATO 
"IDUL FITRI"

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita beribu nikmat yang tak ternilai harganya seperti nikmat sehat dan kelapangan waktu yang kita miliki sekarang. Shalawat beserta salam tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang dengan cahayanya telah menerangi dunia ini dari jaman kegelapan sampai kejaman yang terang benderang seperti saat ini.
Yang terhormat bapak dosen matakuliah Khitobah bapak Drs. H. Mahfudz, MA. Dan yang saya sayangi sahabat-sahabat  sekalian yang insya Allah dirahmati Allah.
Idul fitri adalah hari kemenangan. Hari kemenangan bagi para muslim yang beriman. Hari kemenangan dari pencapaian menahan lapar, haus, hawa nafsu dan semua hal yang membatalkan puasa. Tidaklah semudah mengedipkan mata melakukan semua itu, butuh perjuangan. Dan hanya orang-orang yang beriman yang bisa merasakan kemenangan. Karena Allah berfirman:
 



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:183)
Dalam firman diatas dikatakan يَاءَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْ yang artinya”hai orang-orang yang beriman”. Bukanlah يَاءَيُّهَا النَّاس yang artinya “hai manusia” bukan pula panggilan untuk para muslim. Karena berpuasa itu tidak hanya sekedar menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Berpuasa juga menahan diri dari melakukan hal-hal yang di larang Allah seperti: ghibah, namimah, amarah, adu domba, dan perbuatan-perbuatan lain yang bisa membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa. Dan semua itu di kerjakan oleh orang-orang  yang beriman.Karena imannyalah mereka berpuasa. Semua agama mengajarkan untuk berpuasa. Yang membedakan hanyalah cara dan tujuannya.
Dalam puasa kita mempelajari arti dari kesabar, ketawakalan, keikhlasan, dermawan, kejujuran, kegigihan dan masih banyak hal-hal yang baik yang dapat kita ambilm dari makna berpuasa itu sendiri. Selain khasiat puasa dia tas puasa juga berkhasiat untuk menjaga kesehatan.
Coba sahabat semua bayangkan perut kita sebagai sebuah mesin yang berjalan otomatis dan terus menerus. Walaupun mesin itu berjalan otomatis pasti diperlukan waktu berhenti untuk sekedar mendinginkan mesin atau memperbaikinya. Begitu pula perut kita. Allah menciptakan perut kita berjalan otomatis sejak kita dalam kandungan. Saat itu kita tidak boleh kekurangan asupan energi. Jadi dari semenjak dalam kandungan perut kita sudah berjalan. Terus kapan waktunya perut kita beristirahat. Capek bukan?!?Puasa adalah moment yang tepat untuk merestrat mesin dalam perut kita agar keadannya tetap prima.
Selain itu, puasa juga akan meningkatkan derajat kita di hadapan Allah SWT. Contohnya  ulat yang ingin menjadi indah di mata manusia. Dia rela tidak makan, minum atau bahkan bergerak sedikit pun agar menjadi indah di mata manusia semua. 
Di tambah lagi dengan kewajiban zakat fitrah yang dikeluarkan sebelum hari fitri tiba. Zakat yang dikeluarkan oleh setiap jiwa di peruntukan saudara-saudara kita yang lain yang kurang beruntung dalam kehidupannya dari kita. Selain berguna untuk mensucikan diri/jiwa manusia, zakat fitrah juga berfungsi sebagai pembawa amal ibadah kita selama Ramdhan yang tergantung antara langit dan bumi kepada Allah SWT sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, beliau bersabda: "puasa bulan Ramadhan tergantung antara langit dan bumi, dan tidak akan dilangsungkan ke hadhirah allah, kecuali ia mengeluarkan zakat fitrahnya".
Dan ketika memasuki tanggal 1 Syawal berarti kita semua telah menjadi manusia yang suci bebas dari noda dan dosa, tentunya hal yang demikian itu diperuntukkan bagi orang-orang yang mempergunakan bulan Ramadhan itu dengan sebaik-baiknya, misalnya mengerjakan puasa sebulan penuh berikut menjaga hal-hal yang membatalkan puasa, memperbanyak melakukan amalan kebajikan yang diridhoi oleh Allah SWT. Ibarat bayi yang baru lahir dari kandungan sang ibu, yang bersih suci, tidak membawa dosa apapun.
Sahabatfillah...
Khasiat lain di balik puasa adalah mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya sehingga terhadap sesama manusia pun  menjadi baik.
Sebagai upaya perwujudan hubungan antar sesama manusia itu baik, dalam arti yang seluas-luasnya adalah tidak ada rasa dendam, tidak ada rasa saling mencurigai dan saling maaf memaafkan. Jangan mengartikan idul fitri sebagai garis finish perjuangan melawan syaitan-syaitan yang terkutuk melainkan untuk menjadi titik balik kita menuju ke kontinuitas atau  istiqomahan kita dalam berbuat. Karena selain perjuangan meraih perubahan baik sangat besar godaannya, menjaganya agar tetap baik pun lebih sulit. Karena di butuhkan energi yang banyak dalam suatu gerakan yang pasif.
Tanda bahwa puasa kita berbekas pada hati kita adalah jika dalam 1 bulan Ramadhan kita rajin dalam membaca al-Qur’an dan dibulan-bulan yang lain kita masih mengerjakannya. Di bulan Ramdhan kita rajin shalat sunnah di bulan-bulan lain pun kita tetap rajin mendirikannya. Jika ibadah kita menurun, maka itu pertanda puasa kita yang dilakukan selama 1 bulan full itu tidak membekas di hati atau dengan kata lain menjadi perbutan yang sia-sia. Ingat bahwa Allah tidak menyukai perkara yang sia-sia.
Dalam merayakan idul fitri bukan hanya dengan memakai pakaian yang baru, bagus serta mahal yang hanya di kenakan oleh jasmani kita, tetapi kita juga harus memakaikan pakaian yang baru, bagus serta mahal kepada ruhiyah kita. Jangan lantas ketika kita merayakan idul fitri menodai hari yang fitri dengan melakukan hal-hal yang tidak baik, mengotori hari yang fitri dengan tetap menyimpan dendam. Jika dengan mencuci pakaian ruhani kita 1 bulan lamanya tidak kunjung bersih, buanglah pakaian itu ganti dengan yang baru. Mengantinya bukan dengan membeli pakaian yang baru dengan uang. Tapi merubah kebiasaan buruk kita dengan sedikit-sedikit melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik.
Sahabatfillah,
Kita telah melawati idul fitri  beberapa waktu silam, bearti kita telah bertemu dengan hari kemenangan yang menjadi titik balik dari perubahan kebiasaan. Walaupun sudah berlalu beberapa bulan, namun pembiasaan diri untuk perubahan itu bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Mari kita rubah kebiasaan buruk kita mulai dari sekarang, giatkan dalam beribadah, hindari perbutan serta perkataan yang tidak berguna. Segala perubahan berawal dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus. Jangan menuggu bulan Ramadhan selanjutnya untuk mendapati idul fitri (hari kemenangan) dan mengubah kebiasaan, tapi lakukanlah sekarang agar bulan Ramadhan yang akan datang menjadi lebih bermakna dan membekas.
Sahabatfillah,
Terimakasih atas perhatiaannya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangannya. Wallahul mu’afiq ila aqmawith thariiq.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar